Kediri merupakan salah satu kota di Indonesia yang menyimpan sejarah perkembangan negara. Wisata Kediri dulunya dikenal dengan nama kota Dhoho dan pernah diperintah oleh Kerajaan Panjalu, yang sebelumnya pernah diperintah oleh Kerajaan Jenggala.
Di bawah kepemimpinan Sri Jayawarsa, Kerajaan Kadiri terbentuk. Kemudian terjadi pemberontakan dan Kerajaan Singosari akhirnya menguasai Kediri. Ini menandai awal dari kebesaran kota dan menjadi tempat wisata Kediri.
Banyak bangunan bersejarah di kota penghasil tahu ini banyak ditinggalkan oleh raja-raja yang semakin lama semakin memimpin. Kaum muda kini dapat mempelajari bagaimana perkembangan Kediri di masa lalu dan di masa depan dari fasilitas ini.
Monumen Simpang Lima Gumul
Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, merupakan tempat berdirinya Tugu Simpang Lima Gumul. Tempat ini menguntungkan karena terletak di tengah, menghubungkan lima jalan: jalan menuju Gampengrejo, Pagu, Pare, Pesantren dan Plosoklaten, serta jalan menuju Kediri. Hal ini diilhami oleh sebuah peristiwa sejarah di mana Jongko Joyoboyo, pengoasa Kerajaan Kediri, menyatukan lima wilayah di Kabupaten Kediri. Inilah kisah Simpang Lima Gumul yang diabadikan dan dipuja dalam bentuk struktur monumen Simpang Lima Gumul.
Tak heran, bangunan 6 lantai ini menjadi simbol wisata Kediri. Hal ini dikarenakan arsitektur bangunannya sebanding dengan Arc de Triomphe di Paris, tetapi filosofinya berbeda. Ketinggian gedung adalah 25 meter, dengan tiga tangga setinggi 3 meter, dan permukaannya 804 meter.
Tanggal lahir Kabupaten Kediri, 25 Maret 804, tercermin dalam gambar ini. Relief di sisi monumen menggambarkan masa lalu Kediri, lengkap dengan seni dan budayanya. Patung Ganesha berdiri di salah satu sudutnya. Anehnya, ada ruang pertemuan dan auditorium di dalam monumen.
Tempat wisata Kediri yang menarik bukan? Terutama pada malam hari. Sejak diresmikannya Tugu Simpang Lima Gumul, tempat ini menjadi tempat berkumpul dan pusat niaga yang populer. Wisatawan terlihat lebih ramai di malam hari. Pedagang yang menjual berbagai jenis barang kuliner berada di perahu yang sama. Lampu-lampu yang menerangi Tugu menambah keindahan kawasan secara keseluruhan.
Masjid Agung Kediri
Dibangun pada tahun 1771, Masjid Agung Kediri merupakan masjid terbesar dan terbesar di Kabupaten Kediri. Sejarah masjid agung dilestarikan di atas joglo masjid. Masjid ini telah mengalami banyak restorasi. Bentuknya juga berubah, namun mimbar masjid hanya dipugar sekali saja, untuk menjaga keasliannya.
Arsitektur Masjid Agung Kediri yang dulu dikenal dengan Masjid Jami memang indah. Hal ini akan terasa begitu Anda sampai di pelataran masjid. Kubah masjid setinggi 49 meter adalah fitur yang menonjol. Beberapa desain masjid paling terkenal di dunia dimasukkan ke dalam desain.
Dirancang untuk melengkapi arsitektur kawasan. Di beranda masjid terdapat beberapa tiang yang kokoh, mirip dengan konstruksi masjid-masjid Asia Barat pada umumnya. Atap masjid didesain dengan gaya joglo Jawa. Jendela kaca besar dengan desain klasik Eropa terletak di sisi kiri dan kanan masjid. Ubin marmer biru menutupi lantai dan kubah kaca memiliki warna hijau kebiruan.
Masjid yang memiliki tiga lantai ini sangat menyenangkan untuk dikunjungi. Akibatnya, Masjid Agung Kediri selalu dipenuhi umat Islam yang berusaha salat atau orang-orang yang lalu lalang dan menjadi obyek wisata Kediri. Parkir mobil cukup luas untuk menampung banyak orang. Masjid ini terletak di Jalan Panglima Sudirman, tepat di jantung kota.
Wisata Kediri Goa Selomanjeng
Goga Selomanjeng atau goa Batu Miring terletak di Gunung Klotok, 3,5 kilometer dari kota Kediri. Dewi Kilisuci, seorang putri turun temurun dari kerajaan Kahuripan, tinggal di goa Selomanjeng sebagai pertapa. Dia berdoa untuk kesejahteraan masyarakat Kediri selama meditasinya. Juga rela menyerahkan semua barang duniawi.
Sayangnya, goa tersebut tidak memiliki bentuk yang alami. Goa, yang terlihat seperti tumpukan batu besar, telah dipahat. Di luar goa juga terdapat hiasan berupa relief. Namun, keadaan goa masih alami. goa akan memiliki lingkungan yang sangat gelap ketika Anda memasukinya.
Tidak seperti kebanyakan goa yang berbau apek atau kotoran hewan, goa Selomanjeng memiliki bau dupa yang kuat. Inilah aroma sesajen yang dibuat untuk menghormati Dewi Kilisuci.
Tempat wisata Kediri ini sangat cocok untuk dikunjungi bersama keluarga atau rombongan. Karena tempat parkirnya banyak. Pohon-pohon besar mengelilingi goa, memungkinkan wisatawan untuk bersantai di luarnya. Museum Brawijaya dan kolam renang juga berada di kawasan ini.